Rabu, 16 September 2020

Proses Pembuatan Kebijakan Pendidikan

 

Pada blog kali ini, saya akan meresume materi Proses Pembuatan Kebijakan Pendidikan

Dalam proses pembuatan kebijakan pendidikan, terdapat 3 proses yang harus dilalui. Dimana 3 proses tersebut memiliki peran dan problemanya masing-masing dalam pembentukan sebuah kebijakan pendidikan. Tiga proses tersebuat adalah : Agenda kebijakan Pendidakan, formulasi kebijkan pendidikan, dan Legistimasi Kebijakan Pendidikan. Berikut adalah penjelasannya.

 

1.      1Agenda Kebijakan Pendidikan

Agenda kebijakan tidak lain adalah sebuah daftar permasalahan atau isu yang mendapat perhatian serius karena berbagai sebab untuk ditindaklanjuti atau diproses pihak yang berwenang menjadi kebijakan. Agenda kebijakan dapat dibedakan menjadi dua yaitu, agenda sistematik (the systemic agenda), dan agenda institusional (institutional agenda).

Agenda sistematik berisi semua persoalan yang dipandang secara umum oleh anggota kelompok politik sebagai suatu hal yang patut memperoleh perhatian publik dan mencakup masalah-masalah yang berada dalam kewenangan sah dari setiap tingkat pemerintahan yang ada. Pada dasarnya agenda sistematik merupakan agenda diskusi/ pembicaraan yang berasal dari isu-isu yang berkembang di masyarakat. Dari isu menjadi agenda itu jika mengandung; terdapat masalah sosial, diterima kelompok, bergabung dengan kelompok yang lain, menjadi isu sosial, sampai pada agenda pubik, tindakan pengartikulasian, keputusan kebijakan atas beberapa masalah, kelompok mulai menekan strategi isu terkait.

Agenda yang kedua adalah agenda institusional atau agenda pemerintahan yang terdiri dari persoalan-persolaan yang termaktub dalam agenda sistematik, dimana kemudian para pejabat publik memberikan perhatian serius dan aktif atas isu-isu yang berkembang dalam agenda sistematik.

 

2.      2Formulasi Kebijakan Pendidikan

Formulasi kebijakan pendidikan ialah usaha perumusaan berbagai rangkaian konsep dan asas yang menjadi garis besar serta dasar rencana dalam pelaksanaan kegiatan kegiatan pendidikan sekaligus sebagai garis pedoman untuk manajemen atau pengelola pendidikan dalam usaha mencapai sasaran atau tujuan pendidikan yang dilaksanakan.

Terdapat teori dalam memformasikan kebijakan diantaranya adalah; teori inkrementalis, teori demokratis, teori strategis, teori pilihan publik, dan teori system. Ada beberapa pendekatan dalam formulasi kebijakan pendidikan diantaranya adalah pendekatan kelembagaan, pendekatan proses, pendekatan teori kelompok, pendekatan elitis, dan pendekatan rasional. Sedangkan aktor yang terlibat dalam proses formulasi kebijakan pendidikan adalah legislatif, eksekutif, partai politik, intereset, organisasi masyarakat, perguruan tinggi dan tokoh perorangan. Sedangkan factor yang mempengaruhi terhadap proses formulasi kebijakan adalah; adanya pengaruh tekanan-tekanan dari luar, adanya pengaruh kebiasaan lama, adanya pengaruh sifat-sifat pribadi, adanya pengaruh dari kelompok luar, dan adanya pengaruh keadaan masa lalu.

Ada beberapa problematika yang terjadi dalam memformulasikan kebijakan pendidikan diantaranya adalah:

a.       Pembuat kebijakan pendidikan kurang menguasai pengetahuan informasi keterangan dan persoalan-persoalan pendidikan baik yang bersifat konseptual maupun substansial.

b.      Sumber acuan dalam pembuatan kebijakan baik formal, maupun tidak formal berbeda-beda, oleh karena itu sikap kompromi/ jalan tengah sering diambil sebagai alternative untuk mengakomodasikannya. Kenyataan ini yang membuat kebijakan pendidikan sering mengembang dan tidak fokus.

c.       Terlalu banyak maupun kurangnya informasi bisa berakibat tidak jelasnya statemen kebijakan pendidikan.

 

3.      3Legistimasi Kebijakan Pendidikan

Legistimasi adalah prinsip yang menunjukkan penerimaan keputusan pemimpin pemerintah dan pejabat oleh sebagian besar publik atas dasar bahwa perolehan para pemimpin dan pelaksanaan kekuasaan telah sesuai dengan prosedur yang berlaku pada masyarakat umum dan nilai-nilai politik atau moral Legitimasi merupakan konsep yang menimbulkan hubungan antara pemimpin dan yang dipimpin. Legitimasi dapat diartikan dalam arti luas dan arti sempit, dalam arti luas adalah dukungan masyarakat terhadap sistem politik. Sedangkan dalam arti sempit merupakan dukungan masyarakat terhadap pemerintah yang berwenang. 

Problema yang terjadi dalam pelaksanaan legitimasi adalah yang pertama terdapatnya resistansi dari eks aktor yang kini tidak menjadi aktor lagi. Kedua, terdapat resistensi dari kelompok konservatif atas kebijaksanaan yang baru dirumuskan. Ketiga, sebagai akibat dari adanya resistensi kelompok konservatif dan eks aktor kebijaksanaan yang tidak menjadi aktor. Keempat, terdapatnya resistensi dari kelompok yang punya visi, persepsi, dan kepentingan yang berbeda dengan para perumus dan legimator kebijaksanaan.

 

Sumber materi diperoleh dari presentasi virtual kelompok 2 :

https://www.youtube.com/watch?time_continue=3&v=1RzCwN7cU0M&feature=emb_title

https://www.youtube.com/watch?time_continue=2&v=hmujYz_WglI&feature=emb_title

https://www.youtube.com/watch?time_continue=1&v=ebMR3v05AQ0&feature=emb_title

https://www.youtube.com/watch?time_continue=2&v=OjGYbxBAe6Y&feature=emb_title

1 komentar:

KEBIJAKAN PENDIDIKAN DINIYAH

resume materi melalui streaming youtube berikut ini :  https://www.youtube.com/watch?v=KDn27z6VWEk https://www.youtube.com/watch?v=ipWhFaI...